duniatekno.net, DENPASAR Indonesia mencatat pencapaian penting dalam bidang kecerdasan buatan setelah merilis Sahabat-AI, sebuah model bahasa berukuran besar (LLM) yang memiliki 70 miliar parameter. Kerja sama ini dilakukan antara Indosat Ooredoo Hutchison dan GoTo Group.
Model ini tidak sekadar lambang perkembangan teknologi, melainkan juga wujud konkret dari kerjasama, mandiri, serta gotong royong di ranah digital Indonesia.
CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha, menggambarkan peluncuran tersebut sebagai titik balik signifikan yang memperlihatkan peralihan Indonesia dari hanya menjadi pengguna ke posisi pembuat teknologi.
"Kami menyadari bahwa saat ini Indonesia merupakan salah satu negeri dengan konsumsi AI paling tinggi secara global. Kini adalah waktu bagi kita untuk berpindah peran, dari sekadar pemakai menjadi pembuat," jelasnya pada hari Kamis, 5 Juni 2025.
Apa yang membedakan Sahabat-AI dari banyak LLM global lainnya tidak hanya terletak pada jumlah parameternya, tetapi juga pada tingkat efisiensinya serta kedaulatan dalam hal infrastruktur.
Model ini didukung oleh GPU Merdeka, yaitu cloud mandiri dari AI Factory Lintasarta yang menjadi bagian dari Indosat Group.
Menggunakan GPU dari NVIDIA, operasi model ini menjadi jauh lebih hemat daripada banyak LLM internasional lainnya yang mengharuskan menggunakan lebih banyak GPU.
GPU Merdeka adalah layanan GPU-as-a-Service (GPUaaS) pertama di Indonesia yang dirancang serta dikelola secara keseluruhan di dalam negeri oleh tenaga ahli lokal.
Di launching tahun 2024 lalu, layanan tersebut memanfaatkan infrastuktur superkomputer yang didukung oleh teknologi NVIDIA. Layanan ini menawarkan akses ke kemampuan AI pembuat konten, pemelajaran mesin, rendering, serta aplikasi CAD dengan keterlambatan minimal dan efisiensi daya tinggi.
GPU Merdeka sekarang menjadi fondasi utama yang mendorong pembuatan model-model kecerdasan buatan lokal seperti Sahabet-AI.
Petualangan Sahabat-AI telah berlangsung selama lebih dari satu tahun yang lalu.
"Sahabat-AI merupakan suatu petualangan bersama. Ini berkaitan erat dengan Indonesia. Kami takkan berhenti hingga kami berhasil mengakselerasi keseluruhan masyarakat melalui penggunaan teknologi," jelas Vikram.
Pada saat yang sama, CEO GoTo, Patrick Walujo, menyatakan bahwa proses pengembangan dimulai ketika mereka mengeksplorasi kerja sama dengan pihak pengembang internasional, seperti di Amerika.
Akan tetapi, baru dengan bantuan Indosat yang didukung oleh NVIDIA, perusahaan teknologi ini akhirnya mampu mengembangkan LLM guna meningkatkan pengalaman para penggunaannya.
Saat ini, dalam kurun waktu kira-kira 200 hari, Indonesia sudah mengembangkan LLM dengan 70 miliar parameter, naik signifikan dibandingkan sebelumnya yang baru mencapai angka 7 dan 9 miliar.
" ini tak sekadar perkara statistik, tetapi lebih pada tekad memperluas akses. Sahabat AI tidak hanya menjadi aset Indosat dan GoTo, melainkan milik bersama kita semua. Inilah jiwa kolaborasi digital yang mewarnai Indonesia," ungkap Patrick Walujo.
Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, Meutya Hafid, pun menunjukkan penghargaan yang sangat tinggi terhadap launching tersebut.
"Dengan kehadiran Sahabat-AI yang memiliki 70 miliar parameter, diharapkan hal ini dapat membawa Indonesia setingkat dengan model global dari berbagai negara. Mari kita sampaikan penghargaan," katanya.
Mereka mengingatkan kembali pentingnya agar teknologi tersebut mencerminkan nilai-nilai budaya serta kesopanan masyarakat Indonesia.
Dengan potensi sumber daya alam, fasilitas infrastruktural, serta bakat pemuda yang ada di Indonesia, negara ini dipandang sebagai tempat ideal untuk menjelma menjadi sentra utama dalam pengembangan kecerdasan buatan global.
"Pemerintah mengharapkan bahwa pembangunan chatbot berdasarkan Sahabat-AI dapat memberikan respon terhadap pertanyaan publik untuk institusi pemerintahan menggunakan bahasa yang santun, konteks yang sesuai, serta kecepatan yang handal," tandasnya.
(*)
Posting Komentar untuk "Indonesia Buat Sejarah Baru dengan Meutya Hafid: Sahabat AI dan Pantulan Budaya"