Gigih Jaga Lingkungan, Inilah 12 Pahlawan Kalpataru Lestari 2025

duniatekno.net , Jakarta Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menyampaikan apresiasi Kalpataru Lestari kepada 12 orang atau kelompok yang tetap berkomitmen sebagai pahlawan lingkungan lingkungan Para pemenang penghargaan ini adalah lulusan Kalpataru yang terdistribusi dari Bandung hingga Papua Barat.

Hanif menggambarkan para aktivis lingkungan ini sebagai panutan hidup yang senantiasa berani melindungi bumi. "Terkadang mereka bertindak tanpa perhatian khusus, tanpa imbalan apapun, tetapi dipenuhi dengan kasih sayang dan rasa tanggung jawab," katanya saat menyerahkan penghargaan tersebut di area Shelter Baruna, Kuta, Bali, tepat pada hari World Environment Day atau Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Rabu, 5 Juni 2025.

Kalpataru Lestari adalah penghormatan tambahan untuk mereka yang telah konsisten melindungi alam, meskipun bertahun-tahun telah berlalu sejak penerimaan Kalpataru pertama kali diterima. Dalam kurun waktu 45 tahun belakangan ini, minimal 428 aktivis lingkungan telah dihargai dengan Kalpataru.

Para calon untuk penghargaan Kalpataru Lestari dipilih berdasarkan daftar yang telah ada sejak tahun 1980. Untuk mendapatkan apresiasi ini, mereka perlu menunjukkan dedikasi serta konsistensi dalam kurun waktu minimal lima tahun belakangan. Selain itu, departemen tersebut juga memberikan penghormatan kepada orang-orang atau grup yang berhasil memperluas serta mensosialisasikan program-program milik mereka sendiri.

Sekretaris Utama Kementerian Lingkungan Hidup Rosa Vivien Ratnawat menyebutkan bahwa tidak semua penerima Kalpataru dapat dilacak dengan mudah. "Beberapa orang telah meninggal, beberapa lagi tidak melanjutkan hubungannya, atau bahkan keluarga mereka sendiri tidak tahu keberadaan mereka," jelas Vivien saat berbicara di Hotel Truntum, Kuta, tanggal 4 Juni kemarin.

Berikut adalah 12 penerima Penghargaan Kalpataru Lestari:

1. Paris Sembiring – Medan, Sumatera Utara

Pemenang Kalpataru tahun 2003 dalam kategori Pembina Lingkungan. Dari usia muda,aktivis lingkungan ini telah menanam lebih dari 30 juta benih pohon guna memperluas hutan di Sumatera Utara, walaupun dia belum menyelesaikan pendidikannya sampai tingkat SMP.

2. LSM Bahtera Melayu Bengkalis – Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau

Kelompok pemenang Kalpataru tahun 2008 dalam kategori Pelestara Lingkungan. Mereka berperan dalam pelestarian hutan. mangrove Mereka turut serta membimbing masyarakat, meningkatkan pendidikan tentang lingkungan, dan menyeguhkan kelompok penjaga ekosistem mangrove.

3. Sadiman – Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah

Pemenang Kalpataru tahun 2016 dalam kategori Perintis ini adalah Mbah Sadirman. Dia telah mulai menanam pohon pada lereng Gunung Lawu sejak tahun 1996. Berbekal usaha yang dilakukan perlahan-lahan, ia sukses mengubah area tanpa hutan itu menjadi sumber air.

4. Odaty Kodariyah – Kabupaten Bandung, Jawa Barat

Pemenang Kalpataru tahun 2018 dalam kategori Perintis, Mamah Oday, mengampanyekan keragaman hayati dengan menetapkan lebih dari 900 spesies tumbuhan obat.

5. Desa Tradisional Penglipuran – Kabupaten Bangli, Bali

Pemenang Kalparatu tahun 1995 dalam kategori Pemelihara Lingkungan adalah penduduk dari sebuah desa yang telah melindungi ekosistem hutan bambu dengan luasan mencapai 75 hektar. Mereka juga mengimplementasikan peraturan tradisional ketat terkait pengelolaan lingkungan, seperti memisahkan 14 macam sampah.

6. Hasanain Juaini – Kecamatan Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat

Pemenang Penghargaan Kalpataru tahun 2016 dalam kategori Pembina Lingkungan adalah seorang tuanku guru (TGH) yang sangat dikenal di daerahnya. Ia memimpin upaya penanaman pohon pada area seluas 36 hektar yang telah rusak secara ekologis. Selain itu, dia juga mencetuskan program bibit tanaman serta manajemen limbah di pondok pesantren yang dikendalikannya.

7. Petani Laut di Wilayah Tinggi Memperingati Upacara Patasari – Kabupaten Badung, Bali

Pemenang Kalpataru tahun 2019 dalam kategori Pemulih Lingkungan. Kelompok ini telah memperbaharui peran ekologis dari Sungai Tukad Mati serta area sekitarnya. mangrove Di Tahura, lahan yang rusak tersebut berhasil ditransformasi menjadiarea hijau serta destinasi wisata pendidikan.

8. Hamzah – Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan

Pemenang Kalpataru tahun 2003 dalam kategori Perintis tersebut berhasil menghijaukan kembali lahan bekas penambangan illegal yang mencapai luas 100 hektar. Dia melakukannya dengan cara menanami area tersebut dengan pohon karet, kopi, jati, dan durian.

9. Suku Dayak Iban dari Sungai Utik - Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat

Pemenang Kalpataru tahun 2019 dalam kategori Pahlawan Lingkungan adalah mereka yang telah melestarikan sekitar 9.504 hektare hutan hujan tropis dengan menerapkan pengetahuan tradisional. Penduduk Dayak Iban Menua juga terlibat secara aktif dalam pencegahan eksploitasi ilegal dan illegal logging.

10. Herman Sasia – Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah

Pemenang Kalpataru tahun 2014 dalam kategori Pelayanan kepada Lingkungan adalah Herman. Fokusnya adalah untuk menjaga keberlangsungan hidup burung Maleo, sejenis unggas endemik di Sulawesi yang saat ini terancam kepunahan.

11. Komunitas Cinta Alam Isyo Hill’s Rhepang Muaif – Jayapura, Papua

Pemenang Kalpataru tahun 2017 dalam kategori Pemulih Lingkungan. Grup tersebut menjaga sekitar 98 ribu hektar hutan tradisional untuk keperluan pelestarian, pembelajaran tentang lingkungan, serta wisata alam berbasis burung.

12. Timotius Hindom – Distrik Fakfak, Papua Barat

Pemenang Kalpataru tahun 2009 dalam kategori Perintis ini telah merawat area sebesar 50 hektar menggunakan metode wanatani. Kayu putih merupakan jenis tanaman utama yang ditanam di wilayah itu selama lebih dari dua puluh tahun.

Anjay Put
Anjay Put Special herbal dan obat kuat terpercaya

Posting Komentar untuk "Gigih Jaga Lingkungan, Inilah 12 Pahlawan Kalpataru Lestari 2025"